Sore itu suasana langit Panjalu begitu cerah, namun udara begitu
terasa dingin. Beberapa bis pariwisata mulai berdatangan dan memenuhi
parkir atas Situ Lengkong Panjalu. Sesaat kemudian, beberapa rombongan
yang terdiri dari puluhan orang berduyun-duyun sambil bersholawat
menuruni jalan untuk menuju Makam Sanghyang Prabu Hariang Kancana yang
terletak di Nusa Gede, pulau yang berada di tengah Situ Lengkong
Panjalu. Beberapa diantaranya ada yang menyempatkan diri untuk membeli
keperluan di kios-kios yang berjejer di tempat parkir atas sampai
kebawah.
Dipintu gerbang, pimpinan rombongan terlebih dulu melaporkan jumlah
anggotanya dan membeli tiket masuk objek wisata sebesar Rp 3.300/orang
termasuk Jasa Raharja dan kebersihan.
Dipelataran parkir bawah, beberapa pedagang sibuk menawarkan
barangnya, ada yang berupa pakaian, lukisan, kerajinan, makanan dan lain
sebagainya. Makanan di Situ Lengkong Panjalu tergolong sangat murah,
harga untuk satu porsi nasi campur bisa diperoleh dengan harga Rp 3.000 –
10.000,- saja. Sangat cocok untuk para pengunjung yang persedian
bekalnya terbatas.
Untuk
menuju ke Makam, terlebih dahulu peziarah harus naik perahu yang sudah
tersedia di dermaga. Biasanya, tarif menuju kesana dikenakan Rp 5.000
per orang, dengan kapasitas per perahu sebanyak 25 orang.
Memerlukan waktu sekitar 20 menit menuju ke pintu gerbang makam Nusa
Gede dengan terlebih dahulu mengitari nusa sambil melihat keasrian dan
keindahan alamnya. Dari gerbang, peziarah meniti tangga menuju Makam
Sanghyang Prabu Hariang Kancana dan bertawasul disana.
Pemandangan seperti itu, hampir setiap hari dapat dilihat di Situ
Lengkong Panjalu, Ciamis, Jawa Barat pada siang dan malam. Para tamu
yang datang dari berbagai daerah di Jawa (Blitar, Jember, Madura,
Banyumas, Madiun, pekalongan, Banyuwangi), Kalimantan, dan Sumatera.
Setiap harinya, lebih dari 700 orang yang datang dan berziarah ke
Situ Lengkong, terlebih pada bulan Rabbiul Awwal, Rabbiul Akhir, Rajab
dan Sya’bandan pada saat Upacara adat Nyangku.
Kenyamanan
dalam berziarah akan terlihat disini. Di Panjalu tidak ada
peminta-minta atau pengemis yang cara memaksa para peziarah. Sehingga
dengan ini, kehusyuan dalam berziarah akan lebih terasa dan bermakna.
Situ Lengkong Panjalu merupakan aset wisata yang dikelola oleh
Pemerintah Desa Panjalu yang merupakan sumber utama Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Desa Panjalu. Keberadaannya telah menjadi tulang punggung
peningkatan ekonomi warganya terutama di lokasi wisata.
Selain memiliki objek wisata, Desa Panjalu juga memiliki berbagai
kelompok/komunitas budaya khas. Komunitas tersebut tersebar disetiap
dusun berupa kelompok kesenian, kerajinan dan komunitas adat. Seperti
Angklung Buncis (Dusun Dukuh, pencak silat (Dusun Simpar), Wayang
Landung (Dusun Pabuaran), Hahayaman (Dusun Cimendong), Multitalektok
(Dusun Cimendong),Angklung Dogdog (Dusun Banjarwaru), Calung (Dusun
Cukangpadung).
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar